Sabtu, 19 September 2015

Rezeki anak Kucing

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di Bumi, melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (Q.S. Hud: 6)

Bukan anak soleh saja yang mempunyai rezeki, anak kucing pun memiliki rezekinya, hehe. Ya, mungkin kisah ini bisa membuktikan bahwa Tuhan sudah membagikan rezeki dengan adil serta sudah mengaturnya sedemikian rupa, mengatur dengan sebaik-baiknya.

Baiklah, kisah ini dimulai saat matahari baru saja turun dari puncaknya. Artinya jam 12 siang lewat, hehe. Saat itu aku sedang makan nasi goreng dengan lauk ikan goreng kecil-kecil. Maksudku, ikan yang digoreng itu berukuran kecil. Jadi bukan ikan goreng dari ikan besar yang dipotong-potong. *hadehh..malah ngomongin ikan*
Sumber
Saat itu, aku makan sendirian dan rumah sedang dalam keadaan sepi, kosong, tidak ada siapa pun. Aku terbiasa makan di depan tivi yang menyala. Nah, kira-kira di pertengahan atau saat aku telah menghabiskan separuh nasi di piring, makhluk kecil berkaki empat itu datang. Seekor anak kucing berbulu kuning yang lucu sekali. Dia terlihat jinak. Mengeong mendekatiku dan beberapa kali menggosokkan badannya ke kakiku dengan manja. Anak kucing manis ini dengan sabar menungguiku hingga selesai makan.

Tak berapa lama kemudian, aku telah menghabiskan nasi di piringku. Akan tetapi, meski seluruh nasi di piring telah habis, masih ada lauk ikan yang tersisa. Kulirik anak kucing ini dan aku pun mengerti, ini adalah rezekinya. Aku pun memanggilnya (dengan meong..meong...) lalu ketika dia telah mendekat, kuberikan ikan sisa lauk yang kumakan tadi. Anak kucing itupun makan dengan lahap.

Memang, memberi makan kucing boleh jadi hal yang biasa. Apalagi bagi kalian yang memang sering rumahnya dihampiri kucing yang melihat dengan tatapan meminta (makan). Namun, ada beberapa pertanyaan yang terlontar di kepala setelah aku selesai makan siang kala itu. Bagaimana bisa anak kucing itu tahu kalau aku sedang makan siang, dengan lauk ikan pula? Bagaimana dia bisa datang di waktu yang tepat dan mau bersabar menungguiku selesai makan? Siapa yang menuntunnya datang ke rumahku? Dan tentunya aku tidak berencana untuk menyisakan lauk untuknya.

Hmm... jika hendak dipikir lebih dalam, ada "tangan" Tuhan yang bekerja di sini. Ada tangan Tuhan yang mengatur seluruh alam semesta ini. Dan ada kebenaran bahwa Tuhan lah penjamin setiap rezeki makhlukNya. Syarat yang diminta untuk penjaminan itu mungkin hanya satu hal: ikhtiar alias usaha. Wallahuallam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haii..terimakasih telah mampir dan menuliskan komentar. Have a good time! :D