Rabu, 25 November 2015

Kakinya Koyak

Suatu pagi, aku sedang sibuk memasak air untuk membuat segelas susu campur oat. Air sudah terjerang di atas kompor dan aku hanya perlu menunggu beberapa menit sebelum air mendidih. Sembari menunggu, kupersiapkan gelas berikut bubuk susu, gula serta oat-nya.
  
Gelas dan sendok berikut piring kecil sebagai alas gelas letaknya di dapur bagian belakang. Iya, bisa dikatakan, dapur di rumahku ini terbagi dua: bagian depan dan bagian belakang. Letak kompor sendiri di bagian depan, namun peralatan masak ada di bagian belakang yang juga terdapat jendela kecil yang terhubung dengan halaman belakang.

Saat mengambil gelas dkk, aku melihat sekilas ke arah luar jendela. Tak kuperhhatikan dengan jelas, namun aku tahu, ada makhluk berbulu yang sedang berjalan ke arah pintu belakang rumah ini. Dari gelagatnya, aku bisa menebak siapa makhluk berbulu kuning yang pendek itu. Ya, itu adalah Jupiter. Welcome back, Piter!

Hmm, kira-kira sudah sekitar 3 harian Peter tidak main ke rumahku. Biasanya setiap hari dia menyempatkan dirinya (#halah) untuk ke rumah ini. Baik itu sekedar untuk minta makan atau (lebih seringnya) tiduran di dapur. Haha, Jupiter suka sekali tiduran siang-siang di rumah ini. Gaya tidurnya pun macam-macam.

Pintu dapur tertutup namun tidak terkunci. Dan aku tidak perlu repot-repot membukakan pintu untuk Jupiter. Dia sudah bisa membuka pintu dapur sendiri. Kucing yang manja dan jinak ini tetaplah kucing jantan. Tenaganya kuat dan dia juga pintar. Benar saja, tak lama kemudian pintu dapur terbuka dan dia melenggang masuk ke dalam rumah. Aku masih sibuk menuang air yang mendidih ke dalam gelas.

Aku tidak terlalu memperhatikannya. Sehabis membuat susu panas, aku pergi ke ruang tengah dan menaruhnya di meja kecil di depan tivi. Aku suka sarapan di ruang itu. Tivi tersebut kuhidupkan dan aku masih perlu ke belakang untuk mengambil sebuah gelas lagi. Gelas tersebut akan kupakai untuk minum air putih. Kebiasaanku sehabis bangun tidur dan sebelum sarapan, aku minum segelas air putih dulu. Aku kembali ke dapur untuk mengambil gelas sekaligus menyapa Jupiter. Dan saat itulah aku terkejut...

Gambar diambil dari sini

Jupiter meringkuk di dekat kardus dan deretan sandal. Satu kakinya yang terjulur di luar terlihat tidak seperti biasanya. Ada warna merah di tempat yang seharusnya berbulu putih. Ah, tidak tampak lagi bulu di situ. Yang tampak seperti daging merah. Kulihat lebih dekat dan seksama. Astaga! Itu memang berwarna merah dan lebarnya kira-kira 5cm. Kaki Jupiter koyak. Bagian yang koyak itu nyaris dekat dengan cakarnya. Oleh karenanya, punggung kaki belakang sebelah kiri itu juga terlihat membengkak. :(

Jupiter terlihat kasihan sekali. Dia mengeong kepadaku dan mencoba berdiri. Aku pergi ke ruang makan dan mencari sisa lauk semalam yang sekiranya bisa Piter makan. Untunglah masih ada beberapa potong Nila goreng. Kuberikan sepotong kepada Piter. Tak lama kulihat Piter telah bangkit dan mulai ingin mengejar lauk di tanganku. Jalannya pincang. Kakinya yang sebelah itu belum bisa dia jejakkan ke tanah. Pasti dia sudah pincang sejak sebelum masuk ke rumah ini. Malangnya Piter!

Aku pun bertanya kepada Emak apa penyebab kaki Piter koyak seperti itu. Emak bilang dia dengar dari Bapak yang mendengarnya dari Pak De (haha) kalau kakinya koyak karena ditumbur motor. Namun entah siapa dan tidak tahu kapan persisnya peristiwa miris itu terjadi. Aku dan Emak sangat menyesalkan kejadian itu dan kami sedikit marah. Piter yang kembali tiduran mungkin mendengar percakapan kami dan pastinya dia tidak mengerti apa yang kami bicarakan (hahaha).

Aku cukup sedih dan berharap agar dia segera sembuh. Kebetulan aku sedang membaca sebuah novel berjudul Stray. Buku itu bercerita tentang werecat, separuh manusia dan separuh kucing. Jika dalam wujud kucing, maka lukanya bisa cepat sembuh. Ya, siapa tahu jika memang demikian adanya (dan sepertinya Jupiter juga tidak menderita diabetes). Ada beberapa fakta mengenai kucing di buku itu. Dan kuyakin penulisnya telah melakukan beberapa riset pendahuluan untuk novelnya tersebut.

Dan, sekitar dua hari di rumah ini, Jupiter menghilang lagi. Entah kemana mainnya. Hanya kuharap tidak ada hal buruk yang menimpanya lagi. Dan sebelum dia sempat kembali ke rumah ini lagi, Emak datang dengan membawa cerita baru. Ternyata oh ternyata, kaki Jupiter terkoyak bukan karena ditumbur motor, melainkan karena berkelahi dengan kucing Makan Ayam. Iya, kucing jantan liar yang sok jagoan.

Emak tahu ceritanya dari Bulek Siti. Dan aku hanya bisa membayangkan bagaimana kucing itu menggigit kaki Piter. Tidak mungkin hanya karena dicakar. Luka koyak yang lebar seperti itu pastilah karena gigitan. Kejamnya! Agak marah jadinya dengan kucing Makan Ayam. Namun di sisi lain, kucing itu malang juga. Dia tidak pernah merasai bagaimana dipelihara atau meminta makan kepada manusia. Ya, mungkin memang seperti itu hidup di alam liar.

Alhamdulillah, kaki Jupiter saat ini sudah mendingan. Lukanya perlahan sembuh meski masih berwarna merah. Paling tidak dia sudah bisa manjat dan melompat lagi. Kakinya yang koyak itu pun sudah kembali menjejak bumi. Bulek Siti sempat menetesi obat merah ke kaki Jupiter saat itu. Mungkin itu membantu proses penyembuhannya juga. Aih, ada-ada aja si Jupiter ini. Tetep sehat, ya, kucing manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haii..terimakasih telah mampir dan menuliskan komentar. Have a good time! :D