Suatu pagi,
aku sedang sibuk memasak air untuk membuat segelas susu campur oat. Air sudah
terjerang di atas kompor dan aku hanya perlu menunggu beberapa menit sebelum
air mendidih. Sembari menunggu, kupersiapkan gelas berikut bubuk susu, gula
serta oat-nya.
Gelas dan
sendok berikut piring kecil sebagai alas gelas letaknya di dapur bagian
belakang. Iya, bisa dikatakan, dapur di rumahku ini terbagi dua: bagian depan
dan bagian belakang. Letak kompor sendiri di bagian depan, namun peralatan
masak ada di bagian belakang yang juga terdapat jendela kecil yang terhubung
dengan halaman belakang.
Saat
mengambil gelas dkk, aku melihat sekilas ke arah luar jendela. Tak
kuperhhatikan dengan jelas, namun aku tahu, ada makhluk berbulu yang sedang
berjalan ke arah pintu belakang rumah ini. Dari gelagatnya, aku bisa menebak
siapa makhluk berbulu kuning yang pendek itu. Ya, itu adalah Jupiter. Welcome
back, Piter!
Hmm,
kira-kira sudah sekitar 3 harian Peter tidak main ke rumahku. Biasanya setiap
hari dia menyempatkan dirinya (#halah) untuk ke rumah ini. Baik itu sekedar
untuk minta makan atau (lebih seringnya) tiduran di dapur. Haha, Jupiter suka
sekali tiduran siang-siang di rumah ini. Gaya tidurnya pun macam-macam.
Pintu dapur
tertutup namun tidak terkunci. Dan aku tidak perlu repot-repot membukakan pintu
untuk Jupiter. Dia sudah bisa membuka pintu dapur sendiri. Kucing yang manja
dan jinak ini tetaplah kucing jantan. Tenaganya kuat dan dia juga pintar. Benar
saja, tak lama kemudian pintu dapur terbuka dan dia melenggang masuk ke dalam
rumah. Aku masih sibuk menuang air yang mendidih ke dalam gelas.
Aku tidak
terlalu memperhatikannya. Sehabis membuat susu panas, aku pergi ke ruang tengah
dan menaruhnya di meja kecil di depan tivi. Aku suka sarapan di ruang itu. Tivi
tersebut kuhidupkan dan aku masih perlu ke belakang untuk mengambil sebuah
gelas lagi. Gelas tersebut akan kupakai untuk minum air putih. Kebiasaanku
sehabis bangun tidur dan sebelum sarapan, aku minum segelas air putih dulu. Aku
kembali ke dapur untuk mengambil gelas sekaligus menyapa Jupiter. Dan saat
itulah aku terkejut...
Gambar diambil dari sini |
Jupiter
meringkuk di dekat kardus dan deretan sandal. Satu kakinya yang terjulur di
luar terlihat tidak seperti biasanya. Ada warna merah di tempat yang seharusnya
berbulu putih. Ah, tidak tampak lagi bulu di situ. Yang tampak seperti daging
merah. Kulihat lebih dekat dan seksama. Astaga! Itu memang berwarna merah dan
lebarnya kira-kira 5cm. Kaki Jupiter koyak. Bagian yang koyak itu nyaris dekat
dengan cakarnya. Oleh karenanya, punggung kaki belakang sebelah kiri itu juga
terlihat membengkak. :(
Jupiter
terlihat kasihan sekali. Dia mengeong kepadaku dan mencoba berdiri. Aku pergi
ke ruang makan dan mencari sisa lauk semalam yang sekiranya bisa Piter makan.
Untunglah masih ada beberapa potong Nila goreng. Kuberikan sepotong kepada
Piter. Tak lama kulihat Piter telah bangkit dan mulai ingin mengejar lauk di
tanganku. Jalannya pincang. Kakinya yang sebelah itu belum bisa dia jejakkan ke
tanah. Pasti dia sudah pincang sejak sebelum masuk ke rumah ini. Malangnya
Piter!
Aku pun
bertanya kepada Emak apa penyebab kaki Piter koyak seperti itu. Emak bilang dia
dengar dari Bapak yang mendengarnya dari Pak De (haha) kalau kakinya koyak
karena ditumbur motor. Namun entah siapa dan tidak tahu kapan persisnya
peristiwa miris itu terjadi. Aku dan Emak sangat menyesalkan kejadian itu dan
kami sedikit marah. Piter yang kembali tiduran mungkin mendengar percakapan
kami dan pastinya dia tidak mengerti apa yang kami bicarakan (hahaha).
Aku cukup
sedih dan berharap agar dia segera sembuh. Kebetulan aku sedang membaca sebuah
novel berjudul Stray. Buku itu bercerita tentang werecat, separuh manusia dan
separuh kucing. Jika dalam wujud kucing, maka lukanya bisa cepat sembuh. Ya,
siapa tahu jika memang demikian adanya (dan sepertinya Jupiter juga tidak
menderita diabetes). Ada beberapa fakta mengenai kucing di buku itu. Dan
kuyakin penulisnya telah melakukan beberapa riset pendahuluan untuk novelnya
tersebut.
Dan,
sekitar dua hari di rumah ini, Jupiter menghilang lagi. Entah kemana mainnya.
Hanya kuharap tidak ada hal buruk yang menimpanya lagi. Dan sebelum dia sempat
kembali ke rumah ini lagi, Emak datang dengan membawa cerita baru. Ternyata oh
ternyata, kaki Jupiter terkoyak bukan karena ditumbur motor, melainkan karena
berkelahi dengan kucing Makan Ayam. Iya, kucing jantan liar yang sok jagoan.
Emak tahu
ceritanya dari Bulek Siti. Dan aku hanya bisa membayangkan bagaimana kucing itu
menggigit kaki Piter. Tidak mungkin hanya karena dicakar. Luka koyak yang lebar
seperti itu pastilah karena gigitan. Kejamnya! Agak marah jadinya dengan kucing
Makan Ayam. Namun di sisi lain, kucing itu malang juga. Dia tidak pernah
merasai bagaimana dipelihara atau meminta makan kepada manusia. Ya, mungkin
memang seperti itu hidup di alam liar.
Alhamdulillah,
kaki Jupiter saat ini sudah mendingan. Lukanya perlahan sembuh meski masih
berwarna merah. Paling tidak dia sudah bisa manjat dan melompat lagi. Kakinya
yang koyak itu pun sudah kembali menjejak bumi. Bulek Siti sempat menetesi obat
merah ke kaki Jupiter saat itu. Mungkin itu membantu proses penyembuhannya
juga. Aih, ada-ada aja si Jupiter ini. Tetep sehat, ya, kucing manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haii..terimakasih telah mampir dan menuliskan komentar. Have a good time! :D