Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya, di
sekitaran rumahku masih ada banyak sekali kucing berkeliaran. Ada yang kecil, yang
masih bisa melompat-lompat hingga yang paling tua sekitar 4-5 tahun.
Warnanya pun beraneka macam. Ada yang kuning, abu-abu, belang tiga, bahkan
baru-baru ini ada pula yang putih. Ya, itu yang putih entah datang darimana,
yang jelas mereka ibu dan anak.
Selain
kucing belang tiga yang "centil" itu, ada pula rombongan kucing kuning, seperti
warna Garfield, yang terkadang datang meminta makan. Biasanya di siang hari. Asalkan pintu
rumah terbuka, mulai mereka datang, melenggang ke dalam rumah lalu mengeong. Rombongan kucing kuning ini
terdiri dari tiga kucing besar (dua betina dan satu jantan) dan (kalau saat
ini) ditambah lagi dengan dua ekor kucing kecil. Yang betina diberi nama si
Putih dan si Nenek, sementara yang jantan bernama Jupiter.
Cukup mudah untuk mengambil gambar Jupiter. Kucing ini nyantee.. |
Oke, kita akan fokus ke si Jupiter saja, ya. Hmm... Jupiter ini kucing "manja", walaupun dia kucing jantan. Manja di sini, dia suka bermain dengan
kemonceng atau sapu ataupun kain pel. Dia juga suka minta pangku kepada
siapapun, termasuk ke temanku yang main ke rumah. Sekali saja kita mencoba
berinteraksi dengannya, entah itu mengeong ke arahnya atau mengusap kepalanya,
dia nanti mulai lah minta pangku. Dia memang yang paling terbiasa dengan manusia.
Jupiter itu
badannya cukup besar (mungkin karena dia kucing jantan) dan sekarang pipinya
makin chubby. Haha, ini kucing paling mudah makannya. Hampir apapun dimakan.
Bahkan sayuran, kerupuk hingga remah-remah tepung goreng, dia mau saja. Ini
kucing sudah semacam omnivora, haha. Tidak heran jika badannya makin
besar, tapi belum kegemukan. Bisa dibilang fit. #eaakk...
Selain
sifat manja dan selera makannya yang oke, Jupiter juga suka memanjat. Dia kadang
datang ke rumah lewat dek (langit-langit) rumahku yang masih terbuka di bagian
dapur. Kalau tidak, dia bisa masuk ke rumah lewat jendela rumah yang terbuka.
Dia melompat, lalu menyusup lewat terali jendela. Entah darimana dia bisa tahu
jalan masuk lewat situ. Dan sekitar 5 hari lalu kulihat salah satu kaki
depannya berdarah. Semacam tergores benda tajam gitu. Ahh, entah apa yang
menyebabkannya. Namun, syukurlah tidak teralu parah. Dia masih bisa berjalan
tanpa pincang. Masih bisa berdiri dengan tegap dan tidak terlalu merasa
kesakitan.
Satu
kejadian yang paling kuingat soal Jupiter terjadi beberapa bulan yang lalu. Ah
ya, Jupiter ini cukup cerdas. Dia bisa membuka pintu pagar, pintu belakang, dan
malam itu pintu kamarku. Dia membuka pintu dengan mendorongnya hingga terbuka.
Kalau membuka pintu pagar lebih cerdas lagi. Dia sisipkan salah satu kaki
depannya ke kolong pintu lalu membiarkan kaki tersebut menjadi pengait. Voila,
pintu pun terbuka!
Nah,
kejadian yang kumaksud itu terjadi selama tiga malam berturut-turut. Jupiter
masuk ke rumah sekitar jam setengah dua malam. Yea, kejadian ini selalu terjadi
di jam yang sama. Well, dia masuk melalui dapur dan mulai mengeong. Lalu dia
berjalan ke kamarku dan mengeong lagi. Karena tidak ada jawaban, dia mulai
mendorong pintu kamarku, mencoba membukannya. Dan dia memang berhasil. Memang
kalau tidur malam, aku tidak mengunci pintu kamar. Bukan salah satu kebiasaanku
untuk mengunci pintu kamar.
Karena
suara gaduh yang Jupiter buat, aku pun terbangun. Ruangan kamarku gelap karena
jika tidur aku mematikan lampu. Dan lampu di rumah pun juga teah dimatikan
kecuali teras. Dan ketika pintu terbuka, aku masih mencoba mengumpulkan nyawa.
Haha, rada seram, sih, tidak ada angin dan semua orang di rumah sudah tidur, ehh
pintuku terbuka. Tapi aku masih tenang, tidak teriak atau apa walau agak deg-degan
juga. Lalu kulihat ke arah bawah. Mahkluk berbulu itu sedang berdiri dengan
keempat kakinya di depan pintu, menatapku.
Haha, dasar
Jupiter reseh. Aku pun bergegas ke pintu sebelum kucing itu melangkah masuk ke
kamar. Aku tutup pintu dan karena masih agak mengantuk, kubiarkan kucing itu di
dalam rumah. Malas beranjak membuka pintu dan mengusirnya, dini hari pula. Dan
kejadian seperti itu, di jam yang sama, kembali terulang hingga dua hari
kemudian. Entah apa yang ada di otak Jupiter. Namun sekarang dia sudah tidak
seperti itu lagi. Karena aku mengunci pintu kamar hingga dia tidak terbiasa
mendorong dan membuka pintu kamarku lagi.
Aku tidak
tahu berapa usia Jupiter. Aku rasa belum ada 4 tahun. Sewaktu dia kecil dulu
(Jupiter, Nenek, dan Putih) memang sudah pernah main ke rumahku. Dan Jupiter
bisa semanja itu karena dia dulu pernah dipelihara oleh sepupuku, Dita. Sebelum
Dita sibuk dengan kuliahnya, Jupiter itu sering dirawat, dimandikan, di kasih
makan rutin, dibiarkan tidur di kasur. Nah, mungkin karena itu dia terbiasa
dengan manusia dan suka dipangku, haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haii..terimakasih telah mampir dan menuliskan komentar. Have a good time! :D